Autogear.id – Beberapa tahun lalu, sekitar tahun 80 hingga 90 an, mungkin masih jarang terlihat pengemudi mobil wanita. Boro-boro melihat kaum ini membawa mobilnya sendiri untuk di servis ke bengkel. Apalagi melihat perempuan menjadi pembalap mobil nasional, bahkan hingga di kancah internasional.
Melihat wanita-wanita bertengger di posisi penting sebuah perusahaan, malah masih bisa dihitung dengan jari. Artinya jumlahnya masih sangat minim. Rata-rata hal tersebut didominasi oleh kaum adam. Dunia otomotif boleh dibilang sebagai “arena bermain” nya para pria. Tapi benarkah begitu?
Nampaknya tidak lagi demikian. Dunia otomotif beserta ragam variabel pendukungnya, sepertinya sudah tidak melulu didominasi para lelaki. Mulai dari mengendarai mobil, kunjungan ke bengkel dan lain sebagainya. Bahkan memimpin sebuah perusahaan sekelas Auto2000, sebagai bagian dari Group Astra.
Tetapi sayangnya, publikasi mengenai para wanita yang sukses berkarir di bidang yang sangat menantang, dan terkesan merupakan dunianya kelompok pria ini belum banyak terekspos. Padahal, seperti diutarakan di awal, keberadaan kaum perempuan sudah cukup besar di dunia otomotif. Malah banyak pula yang sukses dalam jenjang karir, maupun profesi yang ditekuni.
Baca Juga
Ramai-Ramai Besut Vespa Bodi Gambot di Jalanan Ibukota
Hal tersebut dikatakan Riki Rusdiono, Senior Area Business Manager Auto2000, dalam sesi ramah tamah bersama media dan komunitas mobil Toyota, di Auto2000 BSD City, Astra Biz Center, Serpong, Kamis (27/7/2023).
Dalam sesi ramah-tamah itu juga menggelar talkshow bertemakan Sesi tersebut mengangkat tema Woman Role in Automotive Landscape, dengan narasumber Kepala Cabang Auto2000 Bintaro, Henny Tan, Koordinator THS - Auto2000 Home Service Auto2000 Kalimalang, Jakarta Timur, Herlina Sevi Widianti, serta pembalap nasional Alexandra Asmasoebrata.
“Dahulu sewaktu saya masih menjadi salesman, tenaga penjualan, pengambil keputusan untuk membeli mobil rata-rata para lelaki, ya bapak-bapaknya. Kemari-kemari, laporan dari teman-teman di cabang, salesman, sekarang pengambilan keputusan mulai bergeser, ke istrinya dan anak,” jelasnya.
Lanjut Riki, artinya pengambilan keputusan untuk pembelian mobil saja sekarang sudah ditentukan oleh para perempuan. Sama halnya dengan pengendara, saat ini juga banyak wanita. “Sekitar tahun 80 sampai 90 an, pengemudi mobil wanita masih sangat jarang. Tapi lihat sekarang? Malah, perempuan bawa mobil sendiri ke bengkel juga sudah banyak,” tukasnya.
Baca Juga:
Galang Hendra Balik ke WorldSSP300 Ceko, Kali ini Ngajak Aldi Satya
Menurutnya lagi, terlihat kalau peran wanita di dunia otomotif belakangan ini kian luas dan makin bergengsi. Termasuk di dalam perusahaannya, Auto2000, yang memberikan kesempatan sama kepada karyawan wanita, untuk mengembangkan karirnya. “Melalui kegiatan ini, kami ingin para wanita muda dapat terinspirasi, dan berusaha meningkatkan potensinya dalam karir. Untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dan berdampak positif yang lebih luas,” terangnya.
Pada talkshow ringan yang digelar, Henny Tan ikut membagikan pengalaman dalam me-manage cabang Auto2000 yang kompleks, serta melibatkan banyak stakeholders. Sehingga membutuhkan leadership yang cakap dan tangguh.
Sementara Sevi Widianti menceritakan pengalamannya, dalam menangani operasional dari layanan perusahaannya. Sebagai bengkel di rumah pelanggan, yang membutuhkan pemimpin yang cekatan dan paham teknis otomotif yang lengkap. Keduanya dengan baik memimpin tim yang kebanyakan terdiri dari golongan lelaki, dan berhasil mencapai performance terbaik.
Tak kalah menarik adalah Alexandra Asmasoebrata atau akrab disapa Andra. Pembalap yang kini menjadi ibu rumah tangga, dan terlahir dari keluarga pecinta balap mobil. Perempuan berusia 35 tahun itu sudah merasakan kerasnya persaingan di sirkuit gokart, sejak berusia 12 tahun.
Baca JUga:
Wujud Keseriusan Yadea Lewat 80 Titik Jaringan Pemasaran
Mantan pembalap Formula Campus yang aktif di Ikatan Motor Indonesia (IMI), dengan tugas untuk memajukan peran perempuan di ranah otomotif tersebut mengatakan, banyak yang harus dipahami oleh perempuan yang berkecimpung di dunia otomotif.
“Begitupula dalam hal berkendara, perempuan harus banyak latihan. Supaya fenomena sein kanan beloknya kiri, yang selama ini seakan terstigma di kalangan perempuan, atau ibu-ibu yang mengemudikan kendaraan, bisa terhapus,” sergahnya.
Disampaikan Andra, pada dasarnya perilaku sein kanan beloknya kiri tadi sebenarnya tak hanya dilakukan perempuan. “Tidak sedikit pengendara laki-laki juga seperti itu,” kata sosok yang sempat dinobatkan sebagai Pembalap Wanita Pertama di Indonesia versi MURI ini.
(uda)