Autogear.id - Momen liburan panjang, banyak yang melakukan aktivitas berkendara melibas rute yang cukup jauh dan memakan waktu lama. Selain harus mempersiapkan kendaraan dalam keadaan prima, pengendara juga perlu memastikan bahwa tubuh dalam keadaan fit dan siap untuk berkendara.
Pasalnya, ketika berkendara, seluruh indra tubuh kita dipaksa untuk aktif bekerja, agar fokus dan memiliki kesadaran penuh demi menghindari risiko yang tidak diinginkan. Sejumlah fakta mengemukakan, penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di antaranya adalah akibat mengantuk saat berkendara.
Rasa kantuk biasanya dialami para pengemudi yang melakukan perjalanan jauh lintas kota atau berkendara sewaktu malam atau dini hari. Istilah rasa kantuk saat berkendara kerap disebut dengan istilah microsleep. Lebih jauh dijelaskan, microsleep adalah kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk. Umumnya microsleep berlangsung sepersekian detik hingga 10 detik penuh.
Jika dibiarkan, walaupun sesaat, microsleep sangat berisiko menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Secara gamblang, penyebab microsleep antara lain kurangnya waktu tidur, misalnya akibat begadang, nonton Piala Dunia. Bisa juga karena faktor obesitas, efek samping dari obat-obatan yang sedang dikonsumsi, pengaruh dari penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga:
Ternyata Ini Penyebab Bus-Bus AKAP Sumatera Telat 8 Jam!
Bisa juga menurunnya kualitas tidur akibat insomnia dan sleep apnea. Memang microsleep tidak langsung kehilangan kesadaran sepenuhnya, tapi ada beberapa tanda yang bermunculan yang dapat dijadikan ciri-ciri ketika seseorang mengalami microsleep. Seperti kelopak mata berat dan berkedip secara berlebihan, mata terbuka namun pandangan kosong, menguap secara terus-menerus hingga hilang fokus dan konsentrasi saat berkendara.
Sampai-sampai tidak menyadari hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Penting untuk mengetahui cara tepat dalam menghindari microsleep, atau menghilangkan rasa lelah dan kantuk yang hadir ketika sedang berkendara. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, beberapa cara mencegah terjadinya microsleep sewaktu berkendara adalah :
1. Istirahat atau Tidur yang Cukup
Tubuh biasanya menyesuaikan dengan pola tidur yang kurang lebih sama setiap hari. Dikarenakan tubuh ikut beristirahat setelah melakukan berbagai aktivitas sebelumnya. Maka pastikan beristirahat atau tidur selama 7 hingga 9 jam, dan tidak berkendara mendekati atau saat waktu tidur serta mengatur perencanaan perjalanan yang baik. Seperti mengatur waktu untuk berkendara dan juga menyisipkan waktu beristirahat beberapa menit di rest area yang dilewati. Gunanya selain sampai tujuan sesuai jadwal, ini juga dapat membantu mencegah rasa kantuk.
2. Dengarkan Musik
Diketahui, musik dapat membangun mood pendengarnya. Di kala berkendara, musik dapat menjadi teman perjalanan agar tetap terjaga. Selain pengusir rasa penat atau kantuk, music juga penghilang rasa sepi di dalam kabin selama perjalanan. Namun perlu diingat, mendengarkan musik dengan volume berlebihan dapat menganggu konsentrasi. Pastikan volume musik dalam keadaan cukup, sekadar membantu penghilang rasa kantuk dan pengusir sepi.
Baca Juga:
Jangan Asal Touring, Nih Cara Aman Touring Akhir Tahun
3. Segera Istirahat dan Menepi Bila Mengantuk
Jika rasa lelah dan kantuk mulai terasa, dan tidak tertahankan, beristirahatlah sejenak di rest area terdekat. Manfaatkan untuk tidur secukupnya, sebelum melanjutkan perjalanan. Bisa juga melakukan peregangan otot, agar saraf-saraf yang lelah dan kaku akibat berkendara terlalu lama dapat kembali segar seperti semula.
Memang melakukan peregangan otot saat menyetir, menjadi satu di antara solusi efektif mencegah kantuk saat berkendara. Membantu oksigen masuk ke dalam otak dan melancarkan aliran darah serta menyegarkan kembali pikiran.
4. Mengobrol dengan Teman Semobil
Menyetir sendiri cenderung menciptakan rasa kantuk berlebihan, kemungkinan karena dipicu rasa bosan. Ketika berencana menempuh perjalanan jauh, alangkah baiknya mengajak teman dan keluarga untuk menemani selama perjalanan. Kehadiran teman atau keluarga di dalam mobil akan membuat lebih terjaga. Ketika tanda-tanda microsleep muncul, teman perjalanan dapat menyarankan untuk menepi, atau malah bergantian mengemudi untuk sementara.
“Microsleep cenderung sulit untuk diidentifikasi sendiri. Terkadang kita sadar tubuh sedang lelah, namun enggan berhenti sejenak karena takut membuang waktu atau tidak sampai ke tempat tujuan secepat mungkin,” ucap Head of PR, Marcomm & Event Asuransi Astra, Laurentius Iwan Pranoto.
Baca Juga:
Kenali Penyakit Pada Kendaraan Dengan Melihat Businya
Karena itu dia mengimbau, selipkan istirahat sejenak di rest area, atau di lokasi yang kiranya memungkinkan untuk berhenti. Sebab dampak yang terjadi akibat microsleep bukan hanya dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal pada diri sendiri, melainkan juga berisko kepada pengendara lainnya.
(uda)