Cegah Ban Terlalu Panas, Lakukan Rotasi Secara Berkala

Cegah Ban Terlalu Panas, Lakukan Rotasi Secara Berkala
Cegah Ban Terlalu Panas, Lakukan Rotasi Secara Berkala

Autogear.id - Cuaca panas membuat suhu permukaan jalan meningkat, menjadikan tekanan angin pada ban ikut meningkat. Kondisi ini membuat ban berpotensi overheating. Bisa memuai, bahkan pecah akibat panas berlebih. Overheating terjadi karena gesekan antara ban dengan permukaan jalan yang panas secara terus menerus.

Product Manager dan Regional Sales Hankook Tire Indonesia, Billy Cahyadi, menjelaskan, pada dasarnya setiap ban punya temperature rating berkapasitas penahan panas yang berbeda. Misalnya, ban temperatur A yaitu grade tertinggi, dapat menahan panas hingga kecepatan 185Km/jam. Ban temperatur B mampu menahan panas pada kecepatan 160 km/jam, serta ban temperatur C sanggup menahan panas pada kecepatan 135 km/jam.

Ada beberapa hal penting untuk merawat kondisi ban kala cuaca panas. Pertama, periksa kondisi dan tekanan angin. Untuk mendapatkan daya cengkram optimal dan kontrol berkendara yang baik. Mengurangi getaran dan kebisingan dari jalan. Ban yang terlalu kempes dapat mengurangi efisiensi bahan bakar, meningkatkan risiko pecah ban. Sementara kelebihan tekanan angin dapat mempercepat keausan dan meningkatkan resiko slip.  Berikut rekomendasi tekanan angin ban untuk masing-masing jenis kendaraan:

·       Multy Purpose Vehicle       : (33-36) Psi

·       City Car                              : (30-36) Psi

·       Mobil Sedan                       : (30-33) Psi

·       Sport Utility Vehicle            : (35-40) Psi

Kedua, rotasi ban secara berkala, untuk memastikan pemakaian merata di semua roda kendaraan. Ini membantu memperpanjang umur pakai ban dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang. Idealnya, lakukan rotasi ban setiap enam bulan atau setiap 10.000 km.

Ada sejumlah teknik rotasi ban, mulai dari Front Wheel Drive, mengganti posisi ban depan secara silang. Teknik Rear Wheel Drive, ban belakang pindah ke sisi depan secara silang. Sementara All Wheel Drive, ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang. 

Ketiga, hindari teknik berkendara penyebab ban cepat rusak. Disarankan tidak ngerem mendadak, dan mengemudi kecepatan tinggi terus menerus dalam waktu lama. Agar mengurangi risiko overheating, yang menyebabkan pecah ban.

Disarankan melakukan istirahat (cooling down) secara berkala, untuk menurunkan temperatur ban setelah lama bergesekan dengan aspal panas. Istirahat selama setengah jam, usai berkendara empat jam nonstop, sesuai aturan yang berlaku.

Keempat, perhatikan muatan yang dibawa. Setiap kendaraan punya batas beban maksimal yang direkomendasikan pabrikan. Semakin berat muatan, gesekan ban pada permukaan jalan yang bersuhu tinggi kian besar. Meningkatkan risiko pecah ban. Usahakan beban terdistribusi merata di seluruh ban.

Kelima, hindari "miss application". Pastikan ban yang digunakan sesuai fungsi. Misalnya ban yang dirancang untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan non-aspal. Dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban "spinning", pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal.

Begitu juga dengan ban tipe M/T dirancang untuk off-road, jika digunakan di jalan aspal atau beton, akan mengalami keausan abnormal. Penggunaan yang tidak sesuai ini dapat mengurangi umur dan performa secara signifikan.


(uda)