Autogear.id – Kecelakaan tabrakan beruntun, masih kerap terjadi di jalanan Indonesia. Dan parahanya, sampai ada yang menimbulkan korban jiwa. Padahal, kecelakaan tabrakan beruntun dapat dicegah kalau Anda mengetahui pemicunya.
Menurut Aftersales Business Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara dalam siara persnya pada Senin (29/8/2022) bahwa jalan tol adalah tempat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Sehingga harus bebas dari hambatan supaya tidak memicu kecelakaan.
"Pelajari pemicu tabrakan beruntun dan pastikan Anda tahu cara mencegahnya. Termasuk melakukan servis berkala di bengkel Auto2000 untuk menjaga performa mobil seperti rem, mesin bahkan kondisi lampu supaya dapat bekerja dengan baik dalam kondisi darurat."
Berikut beberapa penyebab tabrakan beruntun dan cara mencegah agar Anda tak terlibat di dalamnya:
Baca Juga:
Duo S-Presso dan New Baleno, Bikin Suzuki Lebih Hidup di GIIAS?
1. Malas Menjaga Jarak Aman
Dengan alasan terburu-buru atau cuma bergaya saja di jalan, Anda memacu mobil sembari mengikuti mobil lain di depan dengan sangat rapat. Begitu ada situasi darurat, pengemudi akan kesulitan melakukan pengereman mendadak meskipun mobil telah dilengkapi fitur safety yang canggih sekalipun. Jaga jarak aman dengan mobil di depan sehingga driver bisa melakukan pengereman secara bertahap dan diikuti oleh mobil di belakang.
2. Pindah Lajur Sembarangan
Tidak ada yang salah dengan pindah lajur, namun pastikan lajur yang akan dimasuki dalam kondisi aman. Memaksakan diri pindah lajur, terutama ke lajur cepat, padahal ada mobil lain dari belakang, bisa memicu tabrakan beruntun. Kuncinya, pastikan lajur yang akan dimasuki dalam kondisi aman dengan melihat kaca spion. Nyalakan lampu sein sebelum pindah lajur untuk memberi tanda ke pengguna jalan lain.
3. Tidak Patuh Aturan Kecepatan
Masih banyak pengemudi yang tidak memperhatikan kecepatan mobil dan melaju pelan di lajur cepat alias lane hogger. Padahal, lajur tersebut digunakan oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi. Di lajur lambat pun Anda tidak boleh terlalu pelan karena berisiko sama, tapi juga jangan terlalu kencang karena bisa menabrak mobil di depan. Gunakan lajur jalan tol sesuai peruntukan dan kecepatan.
4. Melaju di Bahu Jalan Tol
Bahu jalan tol hanya untuk kondisi darurat dan tidak boleh dipakai untuk berkendara dengan alasan apapun. Dalam banyak kasus, ada kendaraan darurat ditabrak dari belakang oleh pengguna bahu jalan. Atau menabrak mobil lain di lajur utama akibat menghindar dari mobil yang berhenti darurat di bahu jalan.
Baca Juga:
Peslalom TGRI Sapu Bersih Podium Kelas-F Kejurnas Slalom 2022 Seri-3
5. Terdistraksi oleh Ponsel
Banyak pengemudi mobil bermain ponsel padahal sedang melaju kencang. Karena tidak waspada, AutoFamily kurang memperhatikan mobil di depan mengurangi kecepatan. Atau bahkan mobil AutoFamily pindah lajur atau berkurang kecepatannya tanpa disadari, padahal dari belakang ada mobil lain. Lupakan update status di media sosial, fokuslah hanya untuk mengemudi mobil.
6. Microsleep
Masalah microsleep atau tertidur sejenak tanpa sadar, sama bahayanya dengan bermain ponsel saat mengemudi mobil. Meski hanya sepersekian detik, mobil dapat pindah lajur atau berkurang kecepatannya tiba-tiba. Tentu sangat berisiko dan dapat menyebabkan tabrakan beruntun. Solusi paling tepat untuk mengantuk hanya satu, yaitu tidur meskipun hanya 15 menit.
7. Lampu Rem Mobil Mati
Pengemudi di belakang tidak akan bisa mengetahui bahwa mobil sedang mengurangi kecepatan kalau rem mobil mati. Padahal ada langkah sederhana untuk mengecek lampu rem, yaitu dengan menginjak pedal rem sebelum jalan. Nyala sinar lampu rem akan terlihat di tembok garasi rumah. Pastikan lampu sein juga berfungsi dengan melakukan hal yang sama.
(uda)