Autogear.id: McLaren Group, pemilik tim McLaren F1 tengah menghadapi krisis finansial akibat pandemi Covid-19, karena alasan ini McLaren berharap bantuan dari pemerintah Inggris sebesar 150 juta Euro atau sekitar Rp2,5 Triliun. Namun pengajuan pinjaman tersebut ditolak oleh Pemerintah Inggris.
Kepala Keuangan McLaren mengatakan, pihaknya berusaha mendapatkan bantuan dari berbagai sumber seperti pemerintah, hingga pihak ketiga.
“Seperti banyak bisnis Inggris lainnya, kami sangat terpengaruh oleh pandemi ini. Karena itu, kami dalam dialog berkelanjutan dengan bank, investor, dan pemerintah untuk membantu gangguan bisnis jangka pendek,” ujar Buddin usai dikutip dari planet F1, Kamis (7/5/2020).
Sementara itu, juru bicara pemerintah Inggris menyatakan tetap berkomitmen dalam membantu semua sektor industri, termasuk otomotif. Hanya saja bantuan yang bisa diberikan sudah diatur dalam paket kebijakan.
"Perusahaan dapat memanfaatkan paket dukungan keuangan komprehensif pemerintah, termasuk pinjaman dan jaminan, penangguhan pajak dan skema retensi pekerjaan," terang juru bicara Pemerintah Inggris.
McLaren F1 menjadi tim pertama yang merumahkan beberapa staff dan kru. Bahkan pembalap serta petinggi tim juga sudah mengalami pemotongan gaji.
Balapan harus terhenti akibat pandemi global, sementara tim-tim F1 seperti McLaren sangat bergantung pada Grand Prix F1 agar dana sponsor bisa mengalir lancar. Dengan tidak ada balap Formula 1 sejak Desember 2019, jelas semua tim merasakan kesulitan.
(uda)