Autogear.id: The Miles Consultancy yang berbasis di Crewe, Inggris, merilis hasil penggunaan mobil-mobil plug-in hybrid dengan berbagai merek seperti BMW, Mercedes-Benz, Mitsubishi, dan Volkswagen. Hasil penelitian mereka membuktikan mobil ramah lingkungan itu justru bisa menghasilkan karbon dioksida (CO2) tiga kali lebih banyak dari yang diklaim dibandingkan mobil bensin konvensional.
Temuan lainnya adalah konsumsi BBM yang digunakan mencapai 2,5 sampai 3 kali lebih boros dibanding yang diiklankan. Salah satu sampelnya BMW, dengan sampel 187 unit mobil PHEV, mendapat angka rata-rata konsumsi bahan bakar cuma 14,9 kilometer per liter. Jauh dari figur klaim 47,5 kilometer per liter.
Namun yang menarik adalah, temuan ini justru bukan disebabkan mobilnya, melainkan pola pemakaian yang dilakukan oleh pemilik mobil sehari-harinya.
Banyak pemilik mobil plug-in hybrid yang acuh mengisi ulang baterai mobil mereka usai digunakan. Mereka malah lebih memilih isi bensin layaknya mobil konvensional. Alhasil, tak ada keuntungan yang didapatkan dari sistem mesin ganda itu.
“Dalam banyak kasus, kami melihat kendaraan plug-in hybrid tidak pernah di-charge, melakukan perjalanan panjang dan ini tidak cocok untuk penggunaannya,” kata managing director The Miles Consultancy, Paul Hollick, dikutip dari Telegraph.
Seperti yang kita ketahui, mobil berteknologi plug-in Hybrid menggunakan motor listrik dan baterai untuk mendukung kinerja mesin pembakaran internal. Tujuannya tentu saja berkurangnya penggunaan BBM dan menekan emisi gas buang.
Jadi kesimpulannya, saat anda sudah beralih ke mobil plug in hybrid maka anda juga harus merubah pola atau setidaknya membiasakan diri untuk rajin mengisi ulang baterai.
(uda)