Autogear.id - Dari sekian banyak perangkat keamanan dalam berkendara motor, satu di antaranya adalah riding gear, atau perlengkapan berkendara yang harus digunakan oleh sang pengendara motor itu sendiri. Mulai dari sarung tangan, sepatu, jaket dan yang paling utama adalah pelindung kepala atau helm.
Terdapat sejumlah alasan bagi seseorang enggan menggunakan helm, ketika mengendarai motor. Sebagian beralasan malas mengenakan helm karena kurang nyaman, akibat kekecilan. Sehingga istilahnya terlalu engap atau menekan di kepala. Begitu juga sebaiknya, terlalu ngoplak atau kebesaran.
Lainnya juga beralasan, menggunakan helm terasa panas, dan berat membebani batok kepala. Apalagi ketika berkendara motor di siang hari, dengan kondisi lalu lintas yang padat.
Tetapi, biar bagaimanapun, helm tetap harus dipakai ketika berkendara motor. Ingat, aspal jalanan jauh lebih keras dibanding kepala kita, sob! Dan lagi kepala kita hanya satu, tak ada gantinya.
Sebenarnya, ketidaknyamanan dalam menggunakan helm, ujung-ujungnya adalah soal ukuran dan kualitas helm. Ya, salah satu kekhawatiran para pengguna motor dalam membeli helm adalah soal ukuran.
Seringkali sudah pede beli helm ukuran L, menyesuaikan dengan ukuran kepala. Tetapi tahu-tahu tetap saja kebesaran atau kekecilan. Kemudian beli helm ukuran XL, eh dapatnya seperti ukuran L.
Terlebih kalau beli helm abal-abal di pinggir jalan, alias helm asal merek. Walaupun di helm tersebut sudah terpasang stiker atau bahkan terembos logo SNI, sebagai standar kualitas Indonesia.
Lantas bagaimana cara mudah menentukan ukuran helm yang pas di kepala? Apalagi, seperti dijelaskan di awal, helm merupakan salah satu unsur penting dalam keselamatan berkendara.
Oh iya, penyesuaian ini juga untuk menambah unsur safety saat berkendara. Terutama risiko ketika terjadi kecelakaan, agar helm tidak mudah terlepas dari posisinya. Adapun cara tentukan ukuran helm di kepala yaitu:
1. Gunakan meteran kain
Menentukan ukuran helm bisa menyesuaikan dengan lingkar kepala (Asian Head). Ukur lingkar kepala kita menggunakan meteran kain, dari kening 1.5 cm di atas alis dan telinga. Lalu lihat hasil ukur, kemudian sesuaikan dengan tabel size chart yang umumnya terletak di bagian dalam helm.
2. Sesuaikan bentuk rahang
Rasanya tak mungkin bila kita tidak paham bentuk rahang sendiri. Dengan melihat bentuk rahang yang kita miliki, lebih pada untuk menentukan seberapa tebal busa pipi, atau cheekpad pada helm yang akan dibeli.
3. Ukur jarak pelindung dagu
Biasanya berlaku untuk helm full face, yang punya pelindung mulut dan dagu. Kendati belakangan ini helm full face kurang diminati untuk sekadar berkendara jarak pendek dan menengah.
Kecuali untuk touring atau perjalanan jarak jauh, serta aktivitas berkendara seperti adventure dan offroad. Agar nyaman menggunakan helm, ukur jarak pelindung dagu pada helm minimal 2 cm atau 2 jari dari dagu maupun mulut kita.
4. Apakah membuat pusing?
Memilih ukuran helm yang tepat, gunakan helm sekitar 5-10 menit. Kemudian rasakan kondisi helm di area kening, pipi dan rahang.
Jika helm terlalu sempit, kita akan merasakan pusing. Bila demikian, disarankan mengganti ukuran helm yang lebih besar. Sebaliknya, kalau kondisi helm longgar atau kurang pas, disarankan sesuaikan lagi dengan ukuran yang lebih kecil.
5. Perhatikan Chinstrap
Pengait dagu atau chinstrap, sering dibilang tali helm. Ini juga berperan penting, untuk menentukan ukuran helm yang pas di kepala. Karena untuk pemakaian pengait dagu helm yang benar, adalah memiliki jarak yang disarankan 1 cm, atau 1 jari dapat masuk di antara tali dan leher.
Itu dilakukan dalam kondisi chinstrap posisi standar, alias tidak dikendurkan maupun dikencangkan. Bila tidak muat 1 jari, berarti helm kekecilan. Sedangkan bila muat lebih dari 1 jari, berarti helm relatif kebesaran. Nah, gampangkan?
(acf)