Autogear.id - Merawat ban mobil sesuai tugasnya sangatlah penting. Antara lain menopang berat mobil, melajukan dan menghentikan mobil, serta mengendalikan arah mobil di jalan. Ban sangat diandalkan untuk berbagai kebutuhan yang menuntut kinerja tinggi.
Bersama sistem suspensi, ban berperan dalam meredam getaran yang diterima kendaraan. Walaupun bidang kontak ban mobil dengan jalan sangat terbatas, dan harus berputar saat menempuh perjalanan penuh tantangan.
“Ban merupakan komponen sangat penting, dalam menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara. Jika mengganti ban yang telapaknya sudah aus atau ada indikasi rusak fisik, pastikan sesuai rekomendasi pabrikan untuk menjaga kinerjanya”, kata Aftersales Business Div. Head Auto2000, Nur Imansyah Tara, Senin (14/2/2022).
Bicara ban kurang layak pakai, misalnya telapak ban aus, maka kendaraan berisiko terkendala di jalan. Apalagi musim penghujan, jalanan licin dan berpotensi menyulitkan, misalnya mobil mengalami aquaplaning. Memang mengganti ban sudah aus dengan yang baru, merupakan salah satu cara merawat ban. Indikator paling terlihat adalah dari batas Tread Wear Indicator (TWI) di telapak ban.
Baca Juga:
Catat, Ini yang Patut Diwaspadai dari Sesi Tes Pra Musim di Mandalika!
Jika sudah melewati batas TWI, atau ketika ban sobek, benjol, dan telapak ban aus tidak merata, sebaiknya segera ganti. Dimana rata-rata waktu penggantian ban adalah 2-4 tahun, tergantung pemakaian. Lantas, dari empat ban mobil, kemudian ketika satu ban aus atau sudah kurang layak pakai, bolehkah diganti dengan merek berbeda?
Atau lantaran budget, maupun ingin mencoba ban lain, juga jadi salah satu alasan ganti ban dengan merek lain. Tetapi menurut Nur Imansyah, untuk menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara, sebaiknya hal tersebut dihindari. Karena setiap merek ban beda performa, proses desain dan manufakturnya juga berbeda. Begitupula peruntukannya, seperti antara ban basah dan kering, ban SUV dan sedan, atau ban mobil penumpang dan niaga.
“Belum lagi terkait material dan konstruksi ban yang tidak sama, meskipun ukurannya sama persis karena terkait kebutuhan penggunaan ban,” katanya.
Ukuran pun tak hanya menyangkut dimensi umum, seperti lebar dan rasio tinggi ban. Di sini juga termasuk ukuran pelek, batas kecepatan maksimal, dan load index. Perhatikan pula jenis ban, apakah radial atau bias, ban tubeless atau tubetype.
Selain itu, pattern atau pola telapak ban, biasa masyarakat sering menyebut kembangan ban, jika berbeda sedikit saja bakal mengganggu stabilitas sewaktu mobil melaju. Perbedaan performa ban akan sangat terasa, ketika kecepatan mobil cukup tinggi, seperti di jalan tol. Apalagi waktu melewati jalan kondisi buruk, licin karena hujan, atau muatan mobil penuh.
Baca Juga:
Tak Mau Kalah, Suzuki Nex II dan Nex Crossover Ikut Nampang di Mandalika
Jenis kompon dan grip tiap merek ban kemungkinan besar berbeda. Alhasil, daya cengkeram ban yang digunakan akan berbeda. Mobil bakal sulit dikendalikan, karena perbedaan karakter ban kiri dan kanan sehingga membahayakan.
“Jika mau ganti ban, sebaiknya dari merek yang sama. Tetapi kalau tetap paksakan ingin pakai ban beda merek, boleh ganti ban yang sama dalam satu poros roda. Roda depan saja atau belakang saja,” tutup Nur Imansyah.
(uda)