Autogear.id: Pandemi Covid-19 atau yang akrab disebut Virus Korona memberikan dampak besar untuk dunia bisnis. Salah satu sektor yang merasakan dampak signifikan yaitu bisnis pembiayaan kendaraan bermotor.
Corporate Secretary & Legal Compliance Division Head Mandiri Tunas Finance, Arif Reza Fahlepi mengatakan bahwa situasi saat sangat jauh berbeda. Baik dari sisi konsumen maupun perusahaan pembiayaan justru sama-sama menahan diri.
"Jelas saat ini orang akan menahan diri untuk mengajukan kredit. Sementara dari sisi multifinance juga nggak mau ambil risiko tinggi. Kita juga menahan diri untuk memberikan pinjaman kepada konsumen baru," ujar Arif dalam keterangannya, Selasa (7/4/2020).
Ia menambahkan, di situasi seperti sekarang kebanyakan perusahaan pembiayaan tidak terlalu mengejar volume. Bahkan jika memang harus memberikan pinjaman, syarat yang diberikan juga lebih berat dari biasanya. "Kalaupun kita buka, syaratnya lebih berat. Kalau biasa bisa dengan DP 20 persen, sekarang sepertinya naik," lanjutnya.
Menurut Arif, terkait dengan seberapa besar kenaikkan DP itu tergantung dari keputusan masing-masing perusahaan pembiayaan. Untuk di MTF sendiri saat ini memberlakukan kebijakan DP 40 persen. "Sejauh ini MTF memberlakukan kebijakan DP 40 persen, belum sampai angka 50 persen untuk konsumen baru," beber Arif.
Kebijakan menaikkan DP ternyata bukan hanya insiatif perusahaan saja melainkan juga berasal dari anjuran lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"OJK menyarankan untuk ke arah sana, kita ambil kebijakan menaikkan DP, karena secara risiko kita harus pertimbangkan mitigasi. Karena awalnya kan kita mau jadi solusi keuangan, bukan malah tambah menyusahkan orang," tutupnya.
(uda)