Editorial Autogear

'Meringkus Covid-19', Ramai-Ramai Batalkan Acara Otomotif

Industri otomotif ramai-ramai batalkan acara launching dan event gara-gara merebaknya Covid-19. Dok. Medcom
Industri otomotif ramai-ramai batalkan acara launching dan event gara-gara merebaknya Covid-19. Dok. Medcom

Jakarta: Meringkus virus korona atau Covid-19, tak semudah yang diperkirakan banyak orang. Penyebarannya terjadi begitu senyap hingga yang terhitung (terdeteksi) saat ini di Indonesia sudah lebih dari 100 orang. Dampaknya pun langsung terasa dalam berbagai hal terutama di industri otomotif nasional.

Pertengahan Maret 2020 ini bahkan menjadi momentum awal para produsen otomotif tanah air harusnya menggencarkan performa layanan, peluncuran produk baru hingga melakukan ragam seremonial lainnya, harus batal begitu saja. Tentu ini wajib dimaklumi, lantaran jika tetap dilaksanakan, kemungkinan penyebaran wabah penyakit ini bisa lebih cepat.

Pameran Batal dan Launching Produk Baru jadi Streaming

Beberapa pembatalan acara yang cukup masif dirasakan adalah dibatalkannya penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya yang akan berlangsung akhir Maret ini. Kemudian juga Indonesia International Motor Show (IIMS) 2020 yang sedianya berlangsung pertengahan April 2020.

Keduanya dibatalkan dengan alasan yang tidak bisa ditawar, yaitu untuk alasan keselamatan setiap calon pengunjung. Jangan sampai event ini menjadi media penyebaran Covid-19 lebih parah. Lalu efeknya apa? Tentu bisa dibilang hampir semua pihak yang terlibat di dalamnya merugi.

"Kepentingan bisnis memang jadi target kami. Tapi kepentingan kemanusiaan lebih di atas segalanya. Saat ini kami konsentrasi untuk memberikan keselamatan kepada calon pengunjung IIMS pun dengan calon exhibitor. Kami juga sedih ini semua harus terjadi, taip paling tidak ini menjadi upaya kami untuk memastikan Covid-19 tak menyebar lebih luas lagi," klaim President Direktur Dyandra Promosindo, Hendra Noor Saleh sebagai penyelenggara IIMS 2020.

Sebelumnya juga ditegaskan oleh Presiden Direktur Seven Event, Romi yang merupakan penyelenggara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) untuk pelaksanaan GIIAS di Surabaya. Mereka menganggap bahwa penundaan hingga batas waktu yang belum ditentukan ini adalah kondisi darurat nasional.

"Ini adalah kondisi darurat nasional yang kami ambil, meski cukup menyedihkan. Tapi ini menjadi cara kami untuk memutus mata rantai perkembangan wabah Covid-19 yang kian meresahkan."

Lain lagi dengan peluncuran produk terbaru dari Toyota yaitu New Agya dan Daihatsu dengan New Ayla. Kedua brand tersebut sepakat untuk tetap melakukan peluncuran. Namun metode peluncuran produknya dilakukan dengan cara live streaming di hari yang sama yaitu Kamis pekan ini.

Bahkan merek asal Inggris berdarah Tiongkok yaitu Morris Garage yang baru akan menancapkan kukunya di pasar otomotif nasional, pun harus menunda peluncuran mobil barunya yaitu MG ZS. Mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan peluncuran via streaming dalam beberapa hari ke depan.

Pasar Otomotif Bisa Terjun Bebas?

Hal yang patut dipertanyakan, bagaimana dengan nasib pasar otomotif nasional? Sebagian besar pihak yang punya kepentingan di sini belum mau buka mulut soal ini. Mereka cenderung menunggu apa keputusan  pemerintah terutama strategi dalam perekonomian bangsa agar tidak terpuruk.

Namun jika disandingkan dengan kondisi tahun lalu, di mana pemilihan presiden jadi isu besar, tahun ini, bisa jadi lebih parah. Mengingat efeknya cukup besar, seperti diberlakukannya kerja dari rumah, sehingga bisnis otomotif bisa sedikit mandek. Belum lagi berbicara soal pelanggan bengkel yang bisa turun drastis. Jika pun badai Covid-19 ini bisa teratasi, pun tetap harus melihat bagaimana pasar otomotif nasional setelah lebaran nanti.

Menurut sejumlah pejabat dalam industri otomotif nasional, permintaan dalam industri otomotif, trennya biasa turun di momen ramadhan dan lebaran. Biasanya grafik kenaikan normal lagi usai lebaran. Itu terjadi setiap tahun. Lalu apakah tahun ini grafiknya di momen ramadhan dan lebaran bisa lebih rendah dari tahun lalu? Kita lihat saja. Semoga saja tidak parah dan mulai membaik meski diawali dengan merebaknya virus korona di Indonesia.


(uda)