Autogear.id - Perkembangan teknologi sedikit banyak ‘memaksa’ masyarakat untuk mengubah kebiasaan. Tentunya diharapkan perubahan yang terjadi mengarah ke tujuan yang jauh lebih baik.
Contohnya perubahan yang terjadi dalam sistem transaksi pembayaran, di jalan bebas hambatan atau Tol. Sekian lama masyarakat terbiasa dengan transaksi tunai. Seluruh gerbang tol dijaga petugas operator, yang siap melayani pembayaran para pengguna tol dengan uang tunai. Selesai transaksi, portal terbuka dan pengguna bebas melintas.
Seiring waktu berjalan selaras digitalisasi, sistem transaksi pembayaran ikut berubah. Memangkas besar-besaran jumlah petugas jaga, digantikan kartu khusus yang disebut e-toll. Pengguna tinggal tap in kartu e-toll, kemudian saldo terdebet sesuai tarif. Portal terbuka, pengguna bisa lewat.
Tetapi kiranya tak hanya itu, karena belakangan ini kembali hadir rencana pembenahan sistem transaksi pembayaran di gerbang tol. Diklaim sistem tersebut jauh lebih baik, efektif, efisien, dan mengikuti teknologi terkini.
Sistem tersebut adalah Multi Lane Free Flow (MLFF). Merupakan metode pembayaran tanpa henti dan tanpa sentuh. Sistem ini mengatur pengguna jalan tol dapat langsung melintas, tak usah berhenti dulu untuk membayar tunai atau tap in e-toll di pintu.
Pihak pengelola akan memasang alat elektronik pada gerbang masuk atau keluar, yang dapat memotong saldo pembayaran langsung dari dalam ponsel pengguna jalan tol. Dengan catatan, ponsel tersebut di dalamnya sudah mengunduh aplikasi MLFF.
Menyikapi segera berlakunya MLFF di ruas tol Indonesia, khususnya DKI Jakarta, Institut Studi Transportasi (INSTRAN) coba memfasilitasi diskusi hybrid antar pihak yang terkait MLFF, di salah satu hotel di jalan Sabang, Rabu (8/9).
Diskusi melibatkan antara lain Badan Pengatur Jalan Tol Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPJT PUPR), Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI), Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (DKSP BI), Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) dan para jurnalis.
Danang Parikesit, Kepala BPJT berharap, target implementasi MLFF secara bertahap bisa segera dimulai September 2022, dan implementasi penuh pada 2023. Menurutnya, tujuan MLFF ini diantaranya menghilangkan kemacetan di gerbang tol. Karena tak ada lagi antrian kendaraan dalam transaksi pembayaran.
“Diharapkan pula bisa mengurangi polusi dan emisi karbon, mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka seluruh opsi pembayaran yang dapat dipantau secara realtime, hingga efisiensi biaya operasional tol,” urainya.
Sementara Emil Iskandar, Project Manager Supply Chain & Business Relation PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), selaku pemegang proyek MLFF menjelaskan, adanya MLFF dapat memangkas waktu 4-5 detik per kendaraan, dibanding harus tap in.
“Belum lagi bicara efisiensi biaya. Tapi memang perlu sosialisasi dan edukasi lebih jauh ke masyarakat,” terangnya kepada Autogear.id.
Resdyansyah dari ITS Indonesia menyampaikan, kesiapan infrastruktur penunjang MLFF juga harus diperkuat. Begitupula aturan hukumnya bekerjasama dengan Korlantas Polri. Karena melibatkan penggunaan smartphone, berisiko terjadi pelanggaran.
“Misalnya ketika lewat gerbang MLFF, pelanggan mematikan smartphone-nya. Demikian pula dengan infrastruktur, karena gunakan sinyal smartphone, berarti penguatan jaringan provider, jangan sampai sinyal tersendat,” urainya.
Sedangkan Sudaryatmo dari YLKI lebih menekankan sisi hak yang diperoleh konsumen pengguna jalan tol, bila MLFF berlaku. “Bisa saja terjadi penyesuaian tarif. Namun hendaknya fasilitas yang diberikan juga menyesuaikan. Jangan ada lagi jalan tol yang macet, aspal yang tidak bagus, dan masalah lainnya,” ucapnya.
Sistem MLFF yang notabene membawa teknologi alat dari negara Hungaria ini, rencananya akan uji coba di sejumlah ruas tol DKI Jakarta. “Kami sudah siapkan sejumlah ruas tol di Jakarta, semoga bisa segera dilaksanakan. Kami harap pelan-pelan masyarakat bisa mempersiapkan diri,” ungkap Emil.
(acf)