Autogear.id - Peristiwa kecelakaan maut keluarga artis Vanessa Angel yang merenggut nyawa Vanessa dan suaminya memang menghadirkan duka cita mendalam.
Selain itu, kecelakaan tragis mobil yang ditumpangi Vanessa dan suaminya yang terjadi di ruas tol KM 672 Nganjuk-Jombang, Jawa Timur tersebut, juga menyisakan tanda tanya besar.
Pasalnya, terlepas dari ajal yang sudah ditentukan-Nya, banyak pula yang masih bertanya-tanya mengapa kecelakaan tunggal yang menewaskan Vanessa angel dan suaminya pada Kamis, 4 November 2021 itu bisa terjadi.
Ada pihak mengatakan, penyebab kecelakaan adalah faktor jalan yang dilalui. Pihak tersebut mengklaim kalau jalan tol di Indonesia relatif tidak aman.
BACA: Vanessa Angel Tewas Kecelakaan, Ini 8 Tips Aman Berkendara Jarak Jauh
Lain pihak, ada pula yang mengatakan, kalau kondisi kendaraan yang ditumpangi keluarga Vanessa saat itu dalam keadaan kurang fit.
Namun beberapa waktu lalu sempat beredar pula, video yang menayangkan rekaman sopir mobil yang dikendarai keluarga Vanessa itu melaju dengan kecepatan tinggi.
Dalam rekaman, si sopir mengemudi dengan kecepatan tinggi sambil bermain gawai. Malah sambil mengemudi, sopir melakukan instastory. Dalam rekaman tampak spidometer memperlihatkan kecepatan mobil nahas tersebut, sebelum terjadi kecelakaan.
Jusri Pulubuhu, Training Director sekaligus Founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) melakukan obrolan singkat via telepon kepada Autogear.id.
BACA JUGA: Vanessa Angel Tewas Kecelakaan, Ini Spek Mobil yang Ditumpanginya
Bahwasanya keterlibatan dalam sebuah pelanggaran atau kecelakaan, umumnya terdiri dari 4 faktor. Pertama adalah faktor manusianya, dalam hal ini pengemudi dan pengguna kendaraan.
“Kemudian faktor kendaraan. Lalu faktor lingkungan seperti jalan raya, dan lainnya. Terakhir adalah faktor cuaca. Nah, faktor kendaraan hingga faktor cuaca sebenarnya merupakan sub faktor. Yang main factor adalah manusia”, terang Jusri.
Menurutnya, berkaca dari peristiwa kecelakaan maut yang viral ini. Bicara adab kecepatan, ada istilah speed for condition. Artinya kecepatan harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
“Bila kondisi sekitar tidak memungkinkan, ya kita harus mengimbangi. Kalau alasannya mobilnya tidak sehat, katakanlah misalnya bannya gundul, lampunya mati satu, atau lainnya, ya jangan dipaksakan dan jangan disalahkan mobilnya. Semua tergantung human factor nya”, urainya.
Lanjut Jusri, juga jangan lagi ada anggapan atau komentar menyalahkan kondisi jalan. Sehingga terbentuk opini di masyarakat bahwa memang demikian. Padahal faktor utama tetaplah manusianya.
“Jalan tol itu ruang publik, fasilitas umum. Sebelum dibuka, pasti ada verifikasi standar yang sudah ditentukan kepada kontraktornya. Diverifikasi oleh tim ahli, dari sisi aspek kenyamanan, durability, dan yang terpenting keselamatan”, bebernya.
Jadi kata Jusri, sebagus-bagusnya jalan tol, secanggih-canggihnya kendaraan, tetap saja yang paling utama behaviour safety nya, ya dalam hal ini adalah faktor manusia, pengemudi dan pengguna kendaraan.
Sementara Rudy Novianto, seorang Road Safety Specialist, dalam blog pribadinya mencoba menganalisis kecelakaan tersebut berdasarkan pemberitaan di media dan foto-foto beredar.
BACA JUGA: Alasan Mengapa Airbag Mobil Tak Selalu Mengembang Ketika Terjadi Tabrakan
Karena kecelakaan tunggal, Rudy menduga faktor penyebab kecelakaan adalah fatique alias pengemudi kelelahan.
Ketika seseorang duduk di balik kemudi, sesungguhnya pengemudi tersebut masuk dalam situasi yang menuntutnya harus meningkatkan kewaspadaan, kehati-hatian, dan kedisiplinan mematuhi peraturan lalu lintas di jalan.
Sebab di jalan kita dikelilingi sumber bahaya dengan terdapat risiko yang multi-level. Mulai dari risiko kecelakaan ringan, hingga yang paling berat adalah risiko kecelakaan fatalitas atau menyebabkan hilangnya nyawa manusia.
Maka itu, perilaku mengemudi di jalan raya sesungguhnya salah satu sumber bahaya dan dapat memicu kecelakaan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pilihan-pilihan tindakan mengemudinya juga dapat menaikkan atau menurunkan potensi risiko kecelakaan pada seseorang.
"Salah satu bentuk sumber bahaya untuk pengemudi adalah faktor fisiknya. Faktor ini lebih physical state atau kondisi fisiologisnya, salah satunya adalah tingkat alertness yang dipengaruhi rasa lelah hingga rasa kantuk," ucap Rudy dalam blogroadsafetyid.wixsite.com.
(acf)