Autogear.id - Penyelenggaraan IMOS+ 2023 tahun ini menandakan capaian penting bagi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) terbsear di Indonesia. Mengingat sebelumnya sekali dalam tahun genap dan kini juga juga diselenggarakan di tahun ganjil dengan nama IMOS+. Mengusung tema 'Clean Innovation for Better Life', kesiapan industri sepeda motor mendukung program pengurangan emisi melalui percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan pembentukan ekosistem KBLBB.
Wakil Ketua 1 AISI, Sutarya menjelaskan bahwa mereka akan terus mendorong anggota asosiasi mensukseskan bantuan pembelian untuk mempercepat kehadriran teknologi ramah lingkungan. Pameran ini dikemas lengkap dalam penyelenggaraan IMOS+ 2023 dengan area pameran semakin luas dan jumlah peserta meningkat. Pesertanya pun kian beragam, mulai dari lini industri sepeda motor ICE berbasis listrik hingga beragam merek industri pendukung.
"Harapannya industri ini terus tumbuh berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik melalui penerapan ribuan tenaga kerja, maupun pajak yang kita setor ke negara. IMOS+ diharapkan jadi salah satu pendorong penjualan motor pasar domestik, diperkirakan melampaui 6 juta unit. Dengan mendorong tumbuhnya volume ekspor sepeda motor, untuk itu kami terus harapkan dukungan dan arahan dari menteri untuk mencapai target tersebut," papar Sutarya di momentum pembukaan IMOS+ pada Rabu (25/10/2023).
Pada IMOS+ terdapat total 16 merek sepeda motor dan sepeda motor listrik, pendukung juga hadir seperti pembiayaan, ban, sparepart, aksesoris dan apparel. Berikut teknologi berkelanjutan dengan inovasi terbaru ramah lingkungan termasuk kendaraan listrik berbasis baterai. "Kami yakin kehadiran beragam model baru akan jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung."
Baca Juga:
Lokasi Baru, IMOS+ Siapkan Shuttle Bus Gratis dan Titik Parkir
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita yang hadir dalam acara pembukaan ini juga menegaskan bahwa khusus kendaraan bermotor roda dua, penjualan domestik sampai hari ini September tecatat 4.7 juta unit ekspor 428 ribu unit dan ini meningkat di periode sama tahun lalu 3.6 juta unit ekspor 586 ribu unit. Adapun tahun 2022 total penjualan domestik 5.2 juta unit dan total ekspor 743 ribu unit.
"Target akhir tahun 2023 penjualan domestik akan mencapai 6.1 juta dan saya juga mendorong agar ekspor bisa naik agar kita setara dengan angka tahun lalu yaitu 743 ribu unit. Terlepas dari sedang lemahnya daya beli dari market atau market global, tetap jadi challenge kita pertahankan angka kinerja ekspor kita. Kami berharap kontribusi ekspor kendaraan roda dua dari Indonesia bisa didorong baik motor ICE maupun baterai bisa jadi pahlawan devisa di neraca perdagangan Indonesia. Butuh waktu tapi paling tidak ICE trennya lebih tinggi untuk ekspor," ujar Agus Gumiwang.
Agus Gumiwang menyampaikan bahwa pemerintah terus memperbaiki regulasi dan upaya mempercepat ekosistem EV dukungan industri komitmen bersama dalam menurunkan emisi. Saat ini di Indonesia telah tercipta suatu ekosistem kendaraan bermotor listrik R2. 48 perusahaan sepeda motor listrik kapasitas produksi 1.4 juta unit per tahun dan total investasi 800 miliar dan berdasarkan registrasi KBLBB R2 hingga September 2023 berdasarkan data registrasi untuk sepeda motor listrik 67 ribu unit di tengah masyarakat.
"Tentu sebagai upaya mempercepat pemerintah keluarkan beragam program regulasi salah satunya pemberian bantuan pemerintah untuk pembiayaan kendaraan listrik berbasis baterai R2 yang tercantum dalam Permenperin 6 2023. Memberikan bantuan atau potongan harga Rp7 juta per unit ini khusus bagi mereka produsen yang bisa menikmati memiliki TKDN minimal 40 persen dan kita sudah merevisi regulasi kriteria untuk setiap WNI minimal 17 tahun punya NIK dibuktikan dengan e-KTP bisa menikmati bantuan pemerintah."
Saat ini dari program pemerintah terdaftar 16 perusahaan KBLBB R2 dengan adanya 38 model yang telah masuk ke platform program bantuan. Memang penyerapan masih sangat rendah, jadi challenge kita bersama ada bbrp hal perlu kita dorong kedepankan misalnya sosialisasi dan juga edukasi kedua masyarakat kita bisa merasa nyaman dengan mengendarai R2 listrik.
Baca Juga:
Telah Hadir Pelek Model Kaleng Lubang 6, Harga Bukan Kaleng-Kaleng
Agus Gumiwang juga mengaskan bahwa tantangan terhadap pelaku usaha industri produksi R2 listrik, bagaimana bisa memberikan standarisasi baterai itu sendiri. "Saya kira itu juga akan membuat masyarakat sebagai calon konsumen bisa lebih nyaman dengan adanya standarisasi. Pemerintah sudah berikan arahan untuk memulai komunikasi dengan para produsen bagaimana kita merumuskan standarisasi. Cepat atau lambat kita harus punya standar dari motor listrik R2."
Untuk IMOS tahun lalu Kemenperin juga sudah mendapat laporan penjualan sekitar 110 miliar atau setara hampir 3.000 unit, dan saya menargetkan tahun ini kalau bisa naik ke Rp200 miliar setara 6.000 unit. Industri alat angkutan memiliki subsektor pendukung yang banyak. (Banyak pendukung, helm apparel baterai ban dll). Berikan nilai tambah PDB Nasional.
(uda)