Autogear.id – Varian mobil listrik semakin bertambah dan variatif di dunia. Namun ada salah satu model mobil listrik yang menarik, yakni yang dibuat dari sampah. Tercatat, 22 mahasiswa asal Belanda pernah sukses membuat mobil listrik dari sampah hanya dalam waktu 18 bulan. Bahkan, semua komponen dan bagian dari mobil listrik tersebut diracik sendiri.
Para mahasiswa di Universitas Teknik Eindhoven, Belanda, mengembangkan mobil yang sepenuhnya dibuat dari sampah. "Kami menggunakan berbagai jenis sampah. Sampah yang sudah didaur ulang, dan juga sampah yang belum dipilah," ungkap Project Manager dari pembuatan mobil yang diberi nama Luca tersebut, Lisa van Etten.
Mereka memiliki prinsip sederhana dan merujuk ke masa depan, yaitu tidak ada sampah yang tidak bisa digunakan kembali. Disampaikan mereka, sampah adalah bahan baku, dan juga merupakan bahan baku yang bisa didaur ulang untuk membuat produk baru. Dijelaskannya, sasis Luca dibuat dari bahan rami dan botol plastik Pet yang didaur ulang.
Puluhan mahasiswa Belanda ini memulainya dari nol, dan membuat segalanya sendiri. Padahal tidak ada di antara mereka yang sebelumnya pernah membuat mobil. Walaupun pada kenyataannya, hal tersebut justru malah menjadi aspek menguntungkan. Membuat mereka bisa mempertajam pandangan pada hal-hal yang lebih penting.
Baca Juga:
Hyundai Gelar Pelatihan Lanjutan Bagi Pemasok Lokal
Seorang anggota tim Luca lainnya, Matthijs van Wijk menceritakan, bila dibuka kap mesinnya Luca punya enam unit baterai. "Ini enam modul terpisah. Unit baterai yang kosong mudah ditukar dengan yang penuh. Kursi pengemudi dan penumpang dibuat istimewa. Dilapis material dari serat kelapa, bulu kuda dan botol plastik Pet yang sudah didaur ulang," terangnya.
Untuk melaju di jalanan, mobil ini dirancang untuk dua penumpang, dan digerakkan dua motor listrik yang ditempatkan pada dua roda belakangnya. Kendati penampilan Luca layaknya mobil balap, tetapi rasa mengemudi seperti menyetir mobil balap tidak bisa diperoleh dari mobil ini. Pasalnya, kecepatan maksimal Luca hanya 90 km per jam. Selain itu jarak tempuh maksimal yang bisa dicapai sekitar 220 km.
"Kami sangat berharap, perusahaan mobil dan lainnya mulai menggunakan bahan dari sampah. Kami benar-benar ingin menunjukkan, seberapa jauh itu bisa direalisasikan," ungkap Matthijs van Wijk.
Diketahui, universitas teknik Eindhoven juga bereksperimen dalam proyek lain, antara lain mobilitas dengan tenaga listrik dari energi surya. Dalam World Solar Challenge di Australia, ide dari Belanda itu bertarung melawan pesaing lain dari berbagai negara. Tim Luca pada akhirnya berhasil membawa pulang piala emas, dalam kategori “Mobil Keluarga Bertenaga Surya”.
(uda)