Autogear.id – Musim pertama balapan satu merek Honda City Hatchback RS Speed Challenge disambut antusias peminatnya. Dibandingkan tahun sebelumnya yang diikuti 20 peserta, tahun ini 24 pebalap turut meramaikannya. City Hatchback RS Speed Challenge telah digelar sebanyak 6 putaran, mulai Maret hingga final 6 Nopember 2022.
Selain Honda City Hatchback RS Speed, ada juga balapan one make race (OMR) PT Honda Prospect Motor (HPM) lainnya, yakni Honda Brio Speed Challenge (HBSC). Keduanya menjadi perhelatan OMR yang merupakan bagian dari balapan Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM).
Sejak awal balap OMR digulirkan, HPM mengklaim sudah mengantongi tujuan sebagai ajang pembibitan. Tak lain demi mewujudkan pebalap masa depan Indonesia. Faktanya, tahun ini terdapat pebalap paling muda dan berprestasi pada ajang HBSC, yaitu Randy Rikya Azhari dari tim BL Racing Team.
Pebalap muda yang baru berusia 14 tahun dan turun OMR Honda Brio 2022 di kelas Rookie ini mampu menunjukkan, kalau usia belia tidaklah menjadi penghalang berhadapan dengan para pebalap senior dan profesional. Randy pun dapat langsung mengukir prestasi.
Baca Juga:
Ducati Indonesia Boyong Streetfighter V2 dan V4 SP, Firasat Bagnaia Juara?
Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, Yusak Billy mengatakan, pihaknya bangga musim pertama ajang balap Honda City Hatchback RS Speed Challenge disambut antusias dan diikuti cukup banyak peserta.
“Bahkan para pebalap berhasil menunjukkan performa mengesankan, sejak awal hingga akhir kejuaraan. Dimana persaingan terlihat sangat kompetitif sepanjang musim ini,” terang Billy, di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/11/2022).
LanjutBilly, seiring bertambahnya kelas baru pada ajang balap OMR Brio, maka jumlah peserta secara kumulatif terus bertambah pada setiap kelasnya. Oleh karena itu, pada musim depan Honda juga berencana membuat start secara terpisah antara kelas Honda City Hatchback RS dengan Honda Brio.
Disampaikannya lagi, kegiatan balap OMR Honda juga bukan hanya sekadar memacu adrenalin di lintasan balap. Namun juga dapat memberi keseruan, serta kesenangan menantang di setiap jenjang maupun kelas. Agar dapat menghadirkan semangat Everyone Can Race, pada semua orang.
Baca Juga:
Biar Gak Bikin Malu Kawal KTT G20, Sopir Dilatih Nyetir Mobil Listrik
“Setelah selesai ISSOM tahun ini, apa yang kami lakukan lagi? Yang jelas saat ini kami punya dua OMR. Tahun depan dua-duanya kami teruskan. Dan kami berpikir mengembangkannya untuk kelas pebalap senior, berusia 50 tahun ke atas misalnya. Jadi semangat Every One Race semua orang bisa terakomodir. Nanti kami bahas lagi,” beber Billy.
(uda)